ARTIKEL TENTANG KEJUJURAN
by Nasrullah15
Arti sebuah kejujuran, Manfaat sebuah kejujuran: Jujur itu
mujur
Seorang sales representative gelisah karena penyelewengan yang
selama ini dia lakukan. Sebagaimana biasa dilakukan oleh teman-
temannya, ia pun merasa tidak enak jika tidak melakukannya.
Sebagai orang lapangan, ia biasa melakukan berbagai manipulasi,
dengan cara me-mark up beberapa nota pengeluaran maupun
nota pembelian. Bon BBM yang mestinya hanya 10 liter, ia naikkan
menjadi 20 liter. Pengeluasran biaya makan yang hanya 10 ribu ia
menjadi 15 ribu. Ketika ditugaskan berbelanja barang untuk
keperluan kantor, ia selalu meminta penjual menuliskan nilai yang
lebih dari harga yang semestinya. Atau meminta nota kosong
untuk ia tulisi harga yang ia suka.
Suatu ketika setelah mendapatkan uang hasil manipulasi tersebut,
ia teringat akan istri dan anak-anaknya di rumah. Ia
menyempatkan diri membeli makanan kesukaan mereka (istri dan
anaknya). Ketika tiba di rumah, istri dan anaknya menyambut
kedatangannya dengan penuh suka cita. Malam itu mereka makan
dengan menu istimewa yang baru dibelinya itu. Sebelum
menyantap makanan, istrinya meminta anaknya yang berusia
tujuh tahun untuk memimpin doa sebelum makan yang sudah ia
pelajari di SD. Dan dengan polos anaknya berdoa, “Ya, Alloh Kami
mengucap syukur atas rejeki yang engkau berikan kepada papa.
Kami terima berkat makanan ini dengan mengucapkan syukur
kepada Mu , ya Alloh.” Doa anaknya yang polos itulah yang
membuat ia merasa gelisah. Ia merasa berdosa karena telah
mencemarkan keluarganya dengan uang yang diperolehnya
dengan cara yang tidak halal.
Daripada terus menerus memberikan nafkah yang tidak halal
kepada keluarganya, ia memutuskan untuk mengakhiri
penyelewengan yang selama ini dilakukannya. Tidak cukup
sampai di situ, hati nuraninya terganggu ketika ia tahu dari
seseorang tentang arti sebuah pertobatan. “Pertobatan tidak cukup
dengan hanya sebuah penyesalan. Tapi harus disertai dengan
penyelesaian atau rekonsiliasi dengan pihak-pihak yang pernah
dirugikan, begitu katanya. Setelah terbuka dan berunding dengan
istrinya, ia berdoa bersama dan mendapatkan dukungan dari
istrinya untuk berterus terang dan mengakui perbuatannya di
hadapan pemimpinnya, apa pun resikonya.
Ketika ia mengaku, bosnya sangat terkejut mendengar
pengakuannya. “Sebenarnya saya sudah tahu bahwa banyak
karyawan saya yang melakukan penyelewengan seperti itu. Tapi.
diantara mereka semua karyawan saya yang tidak jujur itu, hanya
kamu yang berani jujur dan mengakuinya di depan saya,” kata
bosnya. Setelah pengakuannya itu, bukannya dipecat, melainkan ia
malah diangkat menjadi orang kepercayaan bosnya. Wah,
ternyata jujur itu mujur.
Sudahkah anda menjadi orang yang jujur..?
mujur
Seorang sales representative gelisah karena penyelewengan yang
selama ini dia lakukan. Sebagaimana biasa dilakukan oleh teman-
temannya, ia pun merasa tidak enak jika tidak melakukannya.
Sebagai orang lapangan, ia biasa melakukan berbagai manipulasi,
dengan cara me-mark up beberapa nota pengeluaran maupun
nota pembelian. Bon BBM yang mestinya hanya 10 liter, ia naikkan
menjadi 20 liter. Pengeluasran biaya makan yang hanya 10 ribu ia
menjadi 15 ribu. Ketika ditugaskan berbelanja barang untuk
keperluan kantor, ia selalu meminta penjual menuliskan nilai yang
lebih dari harga yang semestinya. Atau meminta nota kosong
untuk ia tulisi harga yang ia suka.
Suatu ketika setelah mendapatkan uang hasil manipulasi tersebut,
ia teringat akan istri dan anak-anaknya di rumah. Ia
menyempatkan diri membeli makanan kesukaan mereka (istri dan
anaknya). Ketika tiba di rumah, istri dan anaknya menyambut
kedatangannya dengan penuh suka cita. Malam itu mereka makan
dengan menu istimewa yang baru dibelinya itu. Sebelum
menyantap makanan, istrinya meminta anaknya yang berusia
tujuh tahun untuk memimpin doa sebelum makan yang sudah ia
pelajari di SD. Dan dengan polos anaknya berdoa, “Ya, Alloh Kami
mengucap syukur atas rejeki yang engkau berikan kepada papa.
Kami terima berkat makanan ini dengan mengucapkan syukur
kepada Mu , ya Alloh.” Doa anaknya yang polos itulah yang
membuat ia merasa gelisah. Ia merasa berdosa karena telah
mencemarkan keluarganya dengan uang yang diperolehnya
dengan cara yang tidak halal.
Daripada terus menerus memberikan nafkah yang tidak halal
kepada keluarganya, ia memutuskan untuk mengakhiri
penyelewengan yang selama ini dilakukannya. Tidak cukup
sampai di situ, hati nuraninya terganggu ketika ia tahu dari
seseorang tentang arti sebuah pertobatan. “Pertobatan tidak cukup
dengan hanya sebuah penyesalan. Tapi harus disertai dengan
penyelesaian atau rekonsiliasi dengan pihak-pihak yang pernah
dirugikan, begitu katanya. Setelah terbuka dan berunding dengan
istrinya, ia berdoa bersama dan mendapatkan dukungan dari
istrinya untuk berterus terang dan mengakui perbuatannya di
hadapan pemimpinnya, apa pun resikonya.
Ketika ia mengaku, bosnya sangat terkejut mendengar
pengakuannya. “Sebenarnya saya sudah tahu bahwa banyak
karyawan saya yang melakukan penyelewengan seperti itu. Tapi.
diantara mereka semua karyawan saya yang tidak jujur itu, hanya
kamu yang berani jujur dan mengakuinya di depan saya,” kata
bosnya. Setelah pengakuannya itu, bukannya dipecat, melainkan ia
malah diangkat menjadi orang kepercayaan bosnya. Wah,
ternyata jujur itu mujur.
Sudahkah anda menjadi orang yang jujur..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar